Gistara Anastasia Santoso

In the traces of loving, I still find pieces of us.

BASIC INFORMATION.

Gistara Anastasia Santoso. Jakarta. October, 10th 2002. Libra. ISFJ-T. Law Intern.

THE STORY.

Gistara Anastasia Santoso was the only child of Wisnu Wardana Santoso and Yasmin Kartika Gunawan.Growing up, her life was always comfortable. Wisnu was a well-known judge in Jakarta, while Yasmin worked as a dermatologist. When it came time to choose her own path, Gistara followed her father’s footsteps into law. She graduated from Universitas Indonesia and now works at a law firm, chasing her dream of one day becoming a lawyer.On the surface, Gistara’s life looked happy, and for the most part, it was—until she turned eight. That was the year her parents’ marriage fell apart. She had to witness their constant arguments, night after night, until the divorce finally happened. After that, she was raised mostly by her mother. Wisnu would still visit her, maybe once every two months, but it was never often enough to feel like he was really there. Financially, she never lacked anything, but emotionally, it was different.Growing up without a steady father figure left a gap in her heart. She never really knew what a father’s love felt like, and that absence shaped her in ways she couldn’t fully explain. Maybe that’s why she fell in love so easily, why she gave her heart too quickly. But every romance she’d been in, from her teenage years up until now, seemed to end the same way: with her hurt, again and again.

FACE CLAIM.

NINGNING / 宁艺卓. Harbin, China. October, 23th 2002. AESPA.

THE STORIES

Sometimes a story is only a mirror—of a home that lost its warmth, a soul still searching, and a love that keeps testing me.

PAGE ONE : A BROKEN FAMILY

on process

PAGE TWO : LOML, SATTA SUBHADDA

August 4th 2019
SMA N 8 Jakarta
Ruang kelas begitu ramai dengan obrolan siswa-siswi yang sibuk dengan persiapan lomba 17an di sekolah, koridor sekolah dipenuhi derit sepatu kets yang beradu dengan lantai keramik, dan juga udara seringkali membawa samar-samar aroma spidol yang terbuka dan bau hujan dari halaman luar.Di tengah kebisingan teman-teman sekelasnya, ada satu anak laki-laki yang hanya tersenyum simpul sesekali disela-sela obrolan yang melayang—Satta Subhadda.Satta bukan tipe anak laki-laki yang menjadi pusat perhatian—tak ada lelucon keras, tidak ada pesona yang membuat semua orang menoleh.Namun bagi Gistara, Satta menjadi pusat dunianya yang membawa ketenangan. Gistara selalu memperhatikan gerak-gerik Satta, bagaimana cara dia mencondongkan tubuh ke depan saat mendengarkan orang lain, ketenangan dalam nada bicaranya, dan tatapan matanya yang seolah mengandung kedalaman yang tak terlukiskan dalam kata-kata. Itulah Satta di mata Gistara, anak laki-laki itu selalu berhasil membuat Gistara menyunggingkan senyuman dengan tiba-tiba. Selalu merasa bersemangat ketika berangkat sekolah, kepala tidak pernah berhenti menoleh ke arah Satta, mencuri-curi pandangan selagi bisa. Satta menjadi salah satu kisah cinta nya di bangku SMA.Gistara tak pernah menceritakannya kepada siapa pun, bahkan kepada teman-teman terdekatnya. Seperti rahasia yang terlipat rapi diantara halaman-halaman buku catatannya, namun perasaannya kepada Satta tumbuh setiap hari.Setiap kali Gistara melihat Satta di kelas, perutnya terasa menegang, tangannya tiba-tiba sibuk berpura-pura menulis sesuatu pada buku nya. Dan ketika mata mereka tak sengaja bertemu, Gistara pasti segera mengalihkan pandangan—jantung berdebar kencang, pipinya menghangat, namun kepala nya selalu memutar kembali tatapan sekilas itu ketika Gistara sendirian pun tak jarang ia tersenyum. Mungkin kalau ada orang yang melihat, bisa-bisa dikira gila. Iya, memang tergila-gila dengan Satta Subhadda.Gistara sudah pernah merasakan cinta remaja nya dalam bentuk hubungan singkat, yang datang dan pergi seiring musim. Namun, apa yang Gistara rasakan kepada Satta terasa berbeda—lebih tenang, lebih berat, dan mungkin terlalu lembut untuk berani mengungkapkannya. Gistara tak pernah mengaku. Ia hanya membawanya, seperti sebuah lagu yang hanya dia sendiri yang bisa mendengar.Perasaan suka terhadap Satta, Gistara pendam dalam-dalam, tidak pernah ada yang tahu bahkan sampai lulus dari SMA. Tahun 2019 adalah tahun di mana segalanya terasa tampak lebih sederhana, namun hatinya terasa terjerat dalam rahasia yang paling rumit—karena jatuh cinta pada seseorang yang mungkin tidak bisa Gistara raih.Tidak bisa diraih atau memang tak punya nyali untuk mengungkapkan?SELESAI

PAGE FOUR : PAST LOVE, JULIAN ARDHANI

on process